Kegagalan usahawan berpikir sukses sebelum memulai

Sabtu, 21 April 2012

Dibalik angka-angka yang cukup tragis, berdasarkan statistik 96% dari usaha yang dibangun telah menghilang sebelum sampai tahun ke 10, didalam angka tersebut terdapat kumpulan orang-orang dengan segala perasaan dan harapannya untuk sukses, dan telah menginvestasikan sejumlah uang, tenaga, dan waktu mereka untuk itu.

Jelaslah sudah, ternyata filling, kerja keras, dan berpikir positif belum menjadi jaminan sukses dalam membangun sebuah bisnis. Umumnya persepsi salah terbangun bahwa bisnis yang sukses berakhir pada keberuntungan semata. Padahal sebuah bisnis bukanlah undian berhadiah, Tetapi sukses dalam bisnis memiliki arti tekun belajar dalam menerapkan prinsip dasar dalam bisnis.


sukses ter-pola
Lima kesalahan usahawan akibat ketidak tahuan  dan enggan menerapkan prinsip-prinsip dasar bisnis yang benar :

1. Tidak ada kejelasan kemana bisnis ditujukan
Umumnya usahawan pemula masuk kedunia bisnis tanpa tujuan, uraian strategi, dan perencanaan rinci sebelum memulai masuk kedalam dunia bisnis. Kesalahan menafsirkan bahwa bisnis kecil tidak butuh rencana tertulis, hanya fokus padapenjualan dan penanganan masalah yang terjadi membuat usahawan kehilangan gambaran besar dan tanpa visi tentang masa depan bisnisnya.

2. Fokus tidak terarah pada hal yang benar-benar penting untuk bisnis.
Brutal dengan menjual pada harga apapun, membangun upaya dan sumber daya ke banyak arah tanpa ada pokus pada hal terpenting untuk bisnis.

3. Mereka mengabaikan pelanggan
Sebagai aset terpenting dalam bisnis, kepada pelanggan umumnya usahawan hanya mendorong ke arah penjualan tanpa ingin tahu harapan dan keingin pelanggan kepadanya. Tanpa membangun komunikasi yang sehat, usahawan hanya berpegang pada anggapan dan kemungkinan.

4. Tidak memonitor biaya.
Kesibukan tanpa menulis rencana kerja, membuat operasinal tanpa anggaran dan arus kas, sehingga kerap terlalu mengambil resiko membelanjakan biaya yang tidak diperlukan.

5. Kurangnya antisipasi.
Tanpa visi yang jelas akan masa depan bisnis membuat usahawan seringkali membuat reaksi berlebihan terhadap gejolak pasar, bukannya mengantisipasi gejolak dengan persiapan terencana.

Akibat yang timbul dari usahawan tanpa visi pada bisnisnya membuat bisnis berjalan tanpa strategi, tanpa perencanaan yang jelas berakibat cepat atau lambat seorang usahawan akan masuk pada perangkap akibat keputusannya sendiri karena tidak memiliki arah bisnis.

Usahawan sering kewalahan oleh urusan-urusan mendesak, membuatnya tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal yang terpenting bagi sebuah bisnis dan memastikan jalannya bisnis konsisten pada arah yang diinginkan. Akibatnya kerap membuat keputusan buruk yang berlatar belakang emosinal dan keadaan kritis yang rawan menuju pada kegagalan sampai dengan kehancuran.