Teknik menjadi usahawan memulai dan mengelola bisnis sendiri

Minggu, 22 April 2012

Memutuskan pindah kuadran dengan menjadi usahawan bukanlah suatu peristiwa kecil, mungkin mirip saat kita memutuskan untuk mengakhiri masa lajang dengan menikah untuk membangun rumah tangga. Selain keberanian dalam mengambil resiko, memiliki keyakinan untuk memperjuangkan agar dapat langgeng dan bertahan dalam waktu yang lama adalah suatu keyakinan yang baik.

Agar memiliki keyakinan yang kuat dan daya tahan terhadap setiap guncangan dan hambatan yang pasti datang dalam setiap proses perjalanan seorang usahawan. Maka sebelum mengambil keputusan, akan sangat bijaksana jika membuat perencanaan untuk memantapkannya.


teknis usahawan pemula
Berikut 5 teknik yang layak dimiliki dan dilakukan seorang usahawan dalam memulai dan mengelola bisnis sendiri.

1. Cari tahu dengan penelitian
Sebelum memutuskan untuk pindah kuadran dan menjadi usahawan, melakukan penelitian pada beberapa bagian penting wajib dilakukan. Seperti ukuran pasar yang ditargetkan, jenis dan selera pelanggan yang diharapkan, dan jenis kompetisi yang akan dihadapi. Kepastian melalui studi tentang biaya bahan baku, tenaga kerja yang terbaik dan tersedia, menggali data-data otentik untuk perencanaan menjadi bagian terpenting untuk dilakukan calon usahawan.

2. Mempersiapkan bentuk dan model usaha.
Bagaimana sistem menghasilkan pendapatan dan berapa banyak keuntungan yang diinginkan tergantung pada bentuk atau model bisnis, ada 5 bahan utama dari perencanaan terbaik sebagai berikut :
  • Menargetkan ukuran pasar
  • Menargetkan penjualan dan kalkulasi pendapatan
  • Berbagai biaya yang timbul termasuk ongkos produksi di perhitungkan
  • Mendeteksi biaya non operasional seperti sewa, bunga pinjaman, penyusustan aser, dan lain sebagainya.
  • Peninjauan keuntungan yang diharapkan perperiode.
Pentingnya menerapkan kejujuran demi akurasi dalam membangun dan merencanakan model ini, keberhasilan sangat tergantung pada effektivitasnya.

3. Yakin dan teguh dalam menjalankan pada rencana awal.
Jangan tergiur melakukan perubahan arah di pertengahan jalan, dan jangan berkecil hati pada keadaan kritis yang sering terjadi pada masa awal-awalnya. Pada dasarnya seorang usahawan pasti menghadapi ujian, guncangan dan perlawanan, jika rencana dibuat dengan baik akan menciptakan pertahanan dan memandu dalam proses perjalanan sukses seorang usahawan.

4. Memiliki dan bersiap dengan rencana "Emergensi"
Rencana emergensi atau "Plan B" dibutuhkan saat perusahaan sudah tidak mungkin dapat dilanjutkan lagi operasionalnya karena suatu peristiwa besar. seperti situasi saat dan pasca bencana alam, atau produk penemuan baru yang membuat konsumen meninggalkan teknologi produk anda.
Jika hal ini terjadi, maka sebuah pemikiran yang bodoh jika harus melanjutkan rencana awal dengan menanggung kerugian yang berkelanjutan dari hari kehari. Bijaksananya adalah memotong tingkat kerugian secepat mungkin sebelum semakin besar, dan menjalankan rencana emergensi atau "Plan B" dalam pengoperasiannya.

5. Hindari sikap ambisius dengan keputusan dini.
Langkah-langkah kecil yang kongkrit menjadi begitu penting dalam mengukur operasional, sudah tentu harus dalam kapasitas kemampuan akan keuangan dan fisik. Pastikan pengelolaan dasar dapat usahawan lakukan sendiri secara pribadi pada tahap awalnya.

Karena usahawan memulai dengan bisnis kecil, berhati-hati dan tidak tergantung pada orang lain adalah sesuatu yang sudah tepat, karena bisnis dan pelaksanaan rencana masih harus dilakukan oleh usahawan sendiri.

Sangat penting memahami dan mengetahui batasan usahawan dan sementara membatasi ukuran bisnis pada awaknya, apalagi menggunakan modal pinjaman saat bisnis mulai dijalankan. maka hendaknya berada dalam kemampuan untuk membayar kembali dengan jadwal pengembalian angsuran hendaknya pasti berada dalam jangkauan kemampuan, dengan jadwal rencana pembayarannya harus terbangun dalam sebuah daftar kerja serta model bisnis sejak dari hari pertama ber-operasinya.