Kiat bermitra dalam membangun usaha yang sehat

Rabu, 15 Agustus 2012

Luar biasa jika seseorang mampu membangun bisnisnya dari awal sendirian hingga memiliki kemampuan untuk maju, bersaing dan eksis di belantara bisnis nasional. Tapi, Jika belum memiliki pengalaman serta kemampuan personal bisa juga menggunakan alternatif memilih bermitra saat membangun usaha dengan berbagai alasan rasional, terutama karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki (misalnya modal, pengetahuan, jaringan) serta untuk berbagi risiko. Walaupun bisnis yang saya jalani saat ini berawal dengan bermitra dan akhirnya harus saya kembangkan sendiri.

Namun pada kenyataannya memilih mitra itu bukanlah hal yang mudah. Mendapat mitra yang salah akan memperburuk kinerja bisnis, bahkan bisa mengarahkan usaha kepada jurang kebangkrutan. walaupun saya juga termasuk yang pernah bangkrut di salah satu usaha yang antara lain karena mitra bisnis keluar dengan membawa seluruh modal dan uang kas yang ada. Hal ini sungguh menjadi pengalaman, dan selanjutnya bisa mendapatkan mitra yang lebih bagus.

bermitra bisnis
Pengalaman teman juga mirip. Mendapat mitra yang hanya memasukkan uang sebagai modal, lalu diam saja, namun di saat usaha berhasil, tiba-tiba meminta banyak posisi manajerial, termasuk direktur keuangan, dan perlahan-lahan mengambil alih perusahaan yang sudah jadi tersebut.

Namun tak sedikit yang berhasil mendapatkan mitra bisnis bagus, kemudian usahanya berkembang. Dari pengalaman gagal dan berhasil itulah, juga pengalaman pengusaha lain, inilah tips pendek memilih mitra membangun usaha:

1. Temukan mitra bisnis yang memiliki nilai (value), visi, dan semangat wirausaha yang sejalan dengan kita.
Soal value misalnya, saya tidak ingin mengaliri darah karyawan (termasuk anak istrinya) dengan uang haram, maka saya mencari mitra bisnis yang anti korupsi. Mitra ini yang menarik saya keluar saat saya akan terjebak ke tender-tender yang harus dengan uang sogok.
Soal visi, jika visi kita ingin menjadi pengusaha kelas nasional, mitra terbaik adalah yg visinya lebih tinggi, sekurang-kurangnya selevel dengan kita. Bukan mitra yang ingin jadi pengusaha kelas daerah.

2. Temukan mitra bisnis yang kompetensi yang berbeda dengan kita dan mengisi kekurangan kita.
Audit diri sendiri, apa kekurangan kita untuk membangun usaha. Nah kekurangan itulah yang seharusnya diisi mitra kita. Kalau kita jago di marketing dan lemah di finance, cari mitra bisnis yang jago finance.
Mitra yang kompetensinya sama dengan kita hanyalah akan mempersubur pertengkaran dan perbedaan pendapat yang seringkali kurang produktif.

3. Temukan mitra bisnis yg rekam jejak pribadi (track record) dan bisnisnya positif.
Rekam jejak pribadinya yang tidak positif  itu misalnya: suka menindas istri, kurang baik dengan tetangga, sering pinjam uang tak kembali, suka terlambat meeting dengan berbagai alasan, dan lainnya.
Rekam jejak bisnis yang kurang positif itu misalnya: ngemplang uang mitra bisnisnya, mengkhianati mitra bisnisnya.
Rekam jejak positif itu termasuk memiliki pengalaman bisnis yang baik (bukan hanya pengalaman gagal tapi juga pengalaman berhasil di bisnis). Untuk memulai usaha, sebaiknya hindari yang mitra yang hanya punya pengalaman gagal.

4. Temukan mitra yang kondisi keuangannya sudah stabil.
Mitra yang mapan finansial, tidak akan mengganggu keuangan perusahaan. Bisa memisahkan uang perusahaan dan kebutuhan pribadi. Ingat lho, banyak pengusaha pemula yang sulit memisahkan uang pribadi dan bisnis.
Selain itu, jika mitra bisnis kita mapan finansial, mereka  tidak akan terburu-buru meminta deviden. Dengan demikian, laba usaha bisa lebih maksimal digunakan untuk pengembangan usaha.

 Memang akan banyak suka dan duka saat seorang usahawan memutuskan untuk bermitra dengan orang lain guna menegakkan serta membesarkan usahanya. Walaupun demikian jika kerjasama yang dibangun sangat solid tentu akan menjadi kekuatan besar yang mampu mengarungi samudra bisnis yang sangat menantang.