Karyawan ingin berbisnis, perhatikan beberapa hal untuk sukses

Rabu, 24 Oktober 2012

Seorang yang masih berstatus karyawan, namun juga ingin bisa menjadi usahawan yang menjalankan bisnis disamping statusnya sebagai karyawan sudah tentu sah saja. Ini adalah kabar yang sangat menggembirakan, karena keberhasilan dalam membangun bisnis sampingan selain penghasilan dari gaji seorang karyawan akan semakin memantapkan keuangan dan ekonomi keluarga.

Karena status yang masih sebagai karyawan, sudah tentu korelasi aktivitas akan menjadi dua dan bisa saja saling bertentangan. Managemen waktu yang baik dan benar sangat dibutuhkan, karena janga sampai bisnis membuat produktivitas kerja sebagai karyawan terganngu. Namun aktivitas sebagai karyawan juga tidak harus menjadikan bisnis gagal atau jalan ditempat. Tidak sedikit seorang yang berstatus karyawan berhasil pada karir dan sukses dalam bisnis diraih secara bersamaan. Jelaslah bahwa professional pribadi ditempat kerja dan ditempat bisnis menjadi salah satu bagian dari kesuksesan menyeluruh.

karyawan memiliki bisnisTidak mudah dan membutuhkan pengorbanan serta kerja keras yang lebih dari yang umum terjadi, tapi yakinlah tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin dan serius untuk meraihnya. Jika rekan-rekan yang masih berstatus karyawan atau pegawai baik pegawai negeri maupun swasta, maka untuk membangun sebuah bisnis sampingan hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini :
  1. Miliki dan tetapkan dengan teguh sebuah alasan mengapa sebagai karyawan, seeorang juga ingin menjadi usahawan yang menjalankan sebuah bisnis sendiri. Alasan merupakan hal penting untuk menjadi pegangan dan motivasi yang kuat guna menggerakan seseorang untuk menjalankan usaha atau bisnisnya guna mencapai impian-impiannya.
  2. Hindari sesuatu yang bisa mematahkan semangat seorang karyawan dalam membangun bisnis sampingannya. Banyak hal yang bisa mematahkan semangat juang seorang karyawan dalam membangun bisnis, baik dari kebiasaannya, pengaruh orang terdekat, dan terlalu rinci berhitung sehingga menimbulkan ketakutan yang tidak beralasan.
  3. Bangun bisnis sampingan yang sesuai dengan kompetensi, hobi, atau lainnya yang menjadi unggulan di diri seorang karyawan miliki, contoh seorang guru yang membuka kursus atau bimbel, karyawan keuangan atau akuntansi yang memiliki bisnis sebagai konsultan, dan lain sebagainya. Sehingga bisnis bisa di kerjakan dengan menyenangkan dengan tidak membutuhkan modal yang besar-besaran.
  4. Jangan miliki bisnis yang sama dengan bisnis tempat karyawan bekerja, hal ini sungguh tidak etis dan sangat rawan mendatangkan konflik kepentingan. Bukankah dalam hal ini sukses yang ingin diraih adalah tetap sebagai karyawan dan bisa menjadi usahawan.
  5. Jika usaha yang dibangun tidak dapat dikerjakan sendiri, atau mulai meminta waktu secara lebih maka sangat baik jika mulai mengajak atau melibatkan suami/isteri, keluarga dekat, sampai dengan teman yang terpercaya untuk menjadi partner dalam membangun bisnis. Hal ini memastikan bahwa bisnis yang dibangun tetap dapat berjalan dengan baik saat seorang dengan statusnya sebagai karyawan masih harus bekerja ditempat kerjanya. Tentu jika berbisnis berkumpul dengan orang-orang terdekat menjadikan suasana kerja yang terbangun menjadi lebih menyenangkan.
  6. Seperti uraian diatas sebelumnya, penting memanagemen waktu dalam upaya membangun jiwa yang professional, baik untuk bekerja sebagai karyawan maupun bekerja sebagai usahawan.
  7. Gali dan kembangan wawasan menjadi lebih luas baik tentang kekaryawanan maupun tentang bisnis. Hal ini bisa dilakukan dengan referensi buku, seminar, bergabung di forum dan komunitas, serta banyak lagi media yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain membangun wawasan, pengalaman dan mental bisa dijadikan ajang membangun kemitraan.
  8. Lirik teknologi yang dapat mendukung, teknologi bisa membantu banyak serta memudahkan dalam hal promosi, komunikasi, monitoring, dan lain sebagainya. Seperti memaksimalkan internet, smartphone, cctv, dan lain sebagainya. Dengan catatan bukan menjadi hal yang mubajir serta pemborosan.
  9. Pisahkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi sebagai karyawan, penting untuk melihat secara jelas dan murni hasil yang dapat dicapai dari bisnis. lakukan pencatatan akuntasi yang baik dimana saat usaha membutuhkan pendanaan yang harus membuat usahawan menambah investasinya wajib menjadi hutang yang harus dikembalikan. Selain itu tidak ada penggunaan dan dari usaha untuk keperluan pribadi sebagai karyawan tanpa alasan yang jelas dan tidak terarah.
  10. Jika usaha yang dikembangkan sudah dapat menghasilkan keuntungan diatas dari pembiayaan operasionalnya. Saat memungkinkan dapat saja menerapkan sistem kekaryawanan dalam membantu dan menduplikasikan tugas-tugas kerja kepada pegawai.
Memang masih terdapat beberapa kendala bagi seorang karyawan yang juga sekaligus memiliki dan menjalankan bisnisnya sendiri, tapi seperti uraian diatas untuk bisa sukses tidak ada yang tidak mungkin. Mau belajar, menambah wawasan, serta bekerja lebih dari orang umumnya secara cerdas tentu akan menghasilkan sesuatu yang akan melebihi dari pendapat umum dan awam dalam hal sukses.