Menjadi usahawan sukses bukanlah hal yang mudah, tetapi kenyataannya tidak sedikit orang biasa yang tidak memiliki pendidikan tinggi, tidak memliki pengalaman kerja yang banyak, dan berbagai kekurangan lainnya bisa berhasil dan sukses menjadi usahawan dengan mengembangkan bisnisnya. Lalu bagaimana dengan anda yang memiliki banyak kelebihan ?
Menjadi usahawan bisa saja dilakukan oleh orang yang masih berstatus mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, dan bahkan pengangguran sekalipun. Usahawan merupakan seorang pebisnis yang menjual produk berupa barang dan jasa. Jadi menjadi seorang usahawan wajib memiliki produk yang dijual.
Umumnya kesulitan bagi pemula adalah menemukan atau menentukan produk berupa barang atau jasa apa saja yang dijadikan komoditi untuk menjalankan bisnisnya sebagai seorang usahawan. Berikut beberapa panduan yang dapat dijadikan referensi untuk bisnis seorang pemula yang ingin menjadi usahawan.
1. Menjual keunikan Sebagai komoditi
Anak muda sekarang dengan tingkat kepandaian diatas rata-rata pada pendidikan yang didapat membuat mereka menjadi orang yang kreatif dan inovatif, dari kreatifitas dan keunikan sering kali menghasilkan produk-produk jenis baru, dan dari inovatifnya banyak menciptakan penyempurnaan atau produk baru yang memiliki fungsi serta kegunaan lebih baik dari pendahulunya. Sebuah penemuan baru tentu akan mendapatkan penghargaan yang tinggi, dan berkesempatan memiliki hak paten atas produk. Apalagi yang khas, unik dan menjadi kebutuhan masyarakat.
2. Duplikasi usaha yang telah ada sebagai contoh.
Memang tidak mudah menemukan kreatifitas dan menumbuhkan inovasi, tanpa hal itu mesih memungkinkan seseorang menjadi usahawan sukses. Pandai-pandailah melihat kesempatan dan peluang, memiliki kemampuan mengukur potensi dan kemampuan, kalau perlu memutuskan walau disertai dengan berbagai resiko. Mencontoh bukanlah hal yang tidak baik, mungkin saja komoditi sama, namun ditampilkan dan disajikan dengan cara yang sedikit berbeda. Walaupun jenis usaha yang menduplikasi ini tampak mudah dilakukan, namun persaingan bisnis di usaha duplikasi dipastikan sangat ketat.
3. Menjadikan fasilitas tambahan sebagai komoditi.
Sedikit berbeda dengan jenis duplikasi, menjadikan fasilitas tambahan sebagai komoditi dibisnis yang sama tentu akan memberikan warna baru pada pemahaman bisnis yang sebenarnya. Sebagai contoh : Saat seorang usahawan memiliki bengkel disuatu tempat usaha, maka seseorang dapat membangun usaha lain dalam satu tempat seperti menyewakan fasilitas charge telepon genggam atau tempat bermain anak. Pemasukan bisa dari konsumen langsung atau kontrak pengadaan fasilitas dari usahawan pemilik bengkel.
4. Menjadikan keterampilan dan hobi sebagai komoditi.
Seringkali keterampilan dan hobi dapat memberikan serta menjadikan seseorang menjadi usahawan yang sukses, saat memiliki keterampilan atau hobi memasak dapat berlanjut dengan memiliki usaha rumah makan atau produksi kue, saat hobi bahasa asing dapat membuka usaha penterjemahan literatur. Memanfaatkan keterampilan dan hobi selamat itu positif dan dibutuhkan oleh orang banyak pasti membuka peluang seseorang dapat menjadikannya sebuah bisnis.
5. Berdiri sebagai agen atau penyalur.
Saat memungkinkan untuk membangun atau mengambil sebuah peluang usaha keagenan, tentu dapat berkembang dengan menambah produk keagenan yang lain. Banyak produk baik berupa barang maupun jasa membutuhkan keagenan untuk mendistribusikan dagangannya, contoh : Sebagai agen air isi ulang, agen pembayaran air, listrik, telepon, dan internet, penyalur gas LPG dari pertamina, agen iklan, agen asuransi, agen koran dan majalah, dan lain sebagainya. Jenis usaha ini sudah banyak dan berkembang, pastikan siap untuk bersaing dalam pasar yang ketat.
6. Menjadikan Barang Bekas (second) sebagai komoditi.
Masih sedikit usahawan yang menggeluti bisnis ini, selain membutuhkan keterampilan dalam memberikan nilai, juga sangat membutuhkan analisa kerusakan dan teknik perbaikan. Mungkin saja barang bekas yang dijual dalam kondisi rusak dengan harga rendah, namun saat selesai diperbaiki membuat nilai jualnya menjadi belipat ganda. Tidak sedikit usahawan seperti ini sukses dan bisnis jenis ini sangat tahan terhadap guncangan.
7. Menjadikan layanan kantor sebagai komoditi.
Banyak rekan bisnis yang tidak memiliki fasilitas kantor dalam bisnisnya. Seorang yang kreatif cukup membangun kantor dan menjual layanannya kepada beberapa usahawan kecil yang tidak memiliki kantor. Disana mereka dapat menerima tamu, menerima dan mengirim faxsimile, email, dan lain sebagainya. Sewa kantor dan layanan fasilitas ini sudah tentu membutuhkan tenaga terampil dan kemampuan melayani banyak klien yang berbeda karakter. Jadi usahawan di bidang ini harus siap menjadi karyawan dari banyak bos.
8. Menjadikan Usaha Pola Waralaba sebagai komoditi
Punya modal dan ingin menjadi usahawan, tetapi bingung akan produk yang dijadikan komoditi, maka jenis usaha waralaba atau franchise ini bisa dipandang sebagai alternatif. Mudah dan dikerjakan cukup sesuai SOP dari pemilik franchise. Namun usahawan diwaibkan membayar fee pada jenis bisnis ini untuk tiap-tiap periodenya.
9. Membangun bisnis bersama.
Mungkin seorang usahawan memiliki pengetahuan berbeda namun bisa bersatu dalam saling mendukung guna bergeraknya sebuah roda operasional bisnis. Membangun usaha bersama dengan fokus pada keterampilan masing-masing namun dalam satu bisnis yang sama keluarnya. Bisnis jenis ini lebih mudah dijalankan, namun sedikit agak sulit dipertahankan, karena umumnya pecah karena kesalah pahaman atau perbedaan pendapat.
10. Menjadikan Direct Selling/Multi Level Marketing sebagai komoditi.
Sebenarnya pada masyarakat yang kurang tingkat pendidikannya, jenis bisnis ini juga memiliki perkembangan yang kurang bagus. Walaupun sebenarnya jenis ini jelas memiliki prospek yang sangat bagus, diawali dengan permodalan yang minim atau kecil, didukung produk yang bagus dan memiliki kualitas, sistem yang jelas, pelatihan, serta jenjang karier yang sudah diatur. Memang membutuhkan upaya serta usaha yang luar biasa untuk sukses, ini dikarenakan seorang usahawan dibidang ini wajib melatih, membekali pengetahuan, serta melakukan duplikasi berbagai hal terhadap koleganya dengan bisnis yang serupa dengannya dalam sebuah jaringan. Selain memiliki banyak kelebihan, bisnis ini juga memungkinkan memiliki banyak teman dan pergaulan yang luas.
Sedikit atau beberapa ide yang sempat direcord dan tercatat oleh Coffee Break, mungkin saja rekan-rekan lainnya memiliki ide atau pemikiran untuk menambah khasanah dari tulisan ini tentu saja kami ucapkan banyak terima kasih atas manfaat yang natinya diterima oleh kita semua. Dengan bekal kemampuan serta kemauan yang tinggi untuk sukses, sudah tentu kendala tidak akan dilihat sebagai halangan apalagi kegagalan. Keyakinan tinggi harus dimiliki bahwa bisnis yang dijalankan sutu saat akan menjadikannya seorang usahawan yang sukses.
Menjadi usahawan bisa saja dilakukan oleh orang yang masih berstatus mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, dan bahkan pengangguran sekalipun. Usahawan merupakan seorang pebisnis yang menjual produk berupa barang dan jasa. Jadi menjadi seorang usahawan wajib memiliki produk yang dijual.
Umumnya kesulitan bagi pemula adalah menemukan atau menentukan produk berupa barang atau jasa apa saja yang dijadikan komoditi untuk menjalankan bisnisnya sebagai seorang usahawan. Berikut beberapa panduan yang dapat dijadikan referensi untuk bisnis seorang pemula yang ingin menjadi usahawan.
1. Menjual keunikan Sebagai komoditi
Anak muda sekarang dengan tingkat kepandaian diatas rata-rata pada pendidikan yang didapat membuat mereka menjadi orang yang kreatif dan inovatif, dari kreatifitas dan keunikan sering kali menghasilkan produk-produk jenis baru, dan dari inovatifnya banyak menciptakan penyempurnaan atau produk baru yang memiliki fungsi serta kegunaan lebih baik dari pendahulunya. Sebuah penemuan baru tentu akan mendapatkan penghargaan yang tinggi, dan berkesempatan memiliki hak paten atas produk. Apalagi yang khas, unik dan menjadi kebutuhan masyarakat.
2. Duplikasi usaha yang telah ada sebagai contoh.
Memang tidak mudah menemukan kreatifitas dan menumbuhkan inovasi, tanpa hal itu mesih memungkinkan seseorang menjadi usahawan sukses. Pandai-pandailah melihat kesempatan dan peluang, memiliki kemampuan mengukur potensi dan kemampuan, kalau perlu memutuskan walau disertai dengan berbagai resiko. Mencontoh bukanlah hal yang tidak baik, mungkin saja komoditi sama, namun ditampilkan dan disajikan dengan cara yang sedikit berbeda. Walaupun jenis usaha yang menduplikasi ini tampak mudah dilakukan, namun persaingan bisnis di usaha duplikasi dipastikan sangat ketat.
3. Menjadikan fasilitas tambahan sebagai komoditi.
Sedikit berbeda dengan jenis duplikasi, menjadikan fasilitas tambahan sebagai komoditi dibisnis yang sama tentu akan memberikan warna baru pada pemahaman bisnis yang sebenarnya. Sebagai contoh : Saat seorang usahawan memiliki bengkel disuatu tempat usaha, maka seseorang dapat membangun usaha lain dalam satu tempat seperti menyewakan fasilitas charge telepon genggam atau tempat bermain anak. Pemasukan bisa dari konsumen langsung atau kontrak pengadaan fasilitas dari usahawan pemilik bengkel.
4. Menjadikan keterampilan dan hobi sebagai komoditi.
Seringkali keterampilan dan hobi dapat memberikan serta menjadikan seseorang menjadi usahawan yang sukses, saat memiliki keterampilan atau hobi memasak dapat berlanjut dengan memiliki usaha rumah makan atau produksi kue, saat hobi bahasa asing dapat membuka usaha penterjemahan literatur. Memanfaatkan keterampilan dan hobi selamat itu positif dan dibutuhkan oleh orang banyak pasti membuka peluang seseorang dapat menjadikannya sebuah bisnis.
5. Berdiri sebagai agen atau penyalur.
Saat memungkinkan untuk membangun atau mengambil sebuah peluang usaha keagenan, tentu dapat berkembang dengan menambah produk keagenan yang lain. Banyak produk baik berupa barang maupun jasa membutuhkan keagenan untuk mendistribusikan dagangannya, contoh : Sebagai agen air isi ulang, agen pembayaran air, listrik, telepon, dan internet, penyalur gas LPG dari pertamina, agen iklan, agen asuransi, agen koran dan majalah, dan lain sebagainya. Jenis usaha ini sudah banyak dan berkembang, pastikan siap untuk bersaing dalam pasar yang ketat.
6. Menjadikan Barang Bekas (second) sebagai komoditi.
Masih sedikit usahawan yang menggeluti bisnis ini, selain membutuhkan keterampilan dalam memberikan nilai, juga sangat membutuhkan analisa kerusakan dan teknik perbaikan. Mungkin saja barang bekas yang dijual dalam kondisi rusak dengan harga rendah, namun saat selesai diperbaiki membuat nilai jualnya menjadi belipat ganda. Tidak sedikit usahawan seperti ini sukses dan bisnis jenis ini sangat tahan terhadap guncangan.
7. Menjadikan layanan kantor sebagai komoditi.
Banyak rekan bisnis yang tidak memiliki fasilitas kantor dalam bisnisnya. Seorang yang kreatif cukup membangun kantor dan menjual layanannya kepada beberapa usahawan kecil yang tidak memiliki kantor. Disana mereka dapat menerima tamu, menerima dan mengirim faxsimile, email, dan lain sebagainya. Sewa kantor dan layanan fasilitas ini sudah tentu membutuhkan tenaga terampil dan kemampuan melayani banyak klien yang berbeda karakter. Jadi usahawan di bidang ini harus siap menjadi karyawan dari banyak bos.
8. Menjadikan Usaha Pola Waralaba sebagai komoditi
Punya modal dan ingin menjadi usahawan, tetapi bingung akan produk yang dijadikan komoditi, maka jenis usaha waralaba atau franchise ini bisa dipandang sebagai alternatif. Mudah dan dikerjakan cukup sesuai SOP dari pemilik franchise. Namun usahawan diwaibkan membayar fee pada jenis bisnis ini untuk tiap-tiap periodenya.
9. Membangun bisnis bersama.
Mungkin seorang usahawan memiliki pengetahuan berbeda namun bisa bersatu dalam saling mendukung guna bergeraknya sebuah roda operasional bisnis. Membangun usaha bersama dengan fokus pada keterampilan masing-masing namun dalam satu bisnis yang sama keluarnya. Bisnis jenis ini lebih mudah dijalankan, namun sedikit agak sulit dipertahankan, karena umumnya pecah karena kesalah pahaman atau perbedaan pendapat.
10. Menjadikan Direct Selling/Multi Level Marketing sebagai komoditi.
Sebenarnya pada masyarakat yang kurang tingkat pendidikannya, jenis bisnis ini juga memiliki perkembangan yang kurang bagus. Walaupun sebenarnya jenis ini jelas memiliki prospek yang sangat bagus, diawali dengan permodalan yang minim atau kecil, didukung produk yang bagus dan memiliki kualitas, sistem yang jelas, pelatihan, serta jenjang karier yang sudah diatur. Memang membutuhkan upaya serta usaha yang luar biasa untuk sukses, ini dikarenakan seorang usahawan dibidang ini wajib melatih, membekali pengetahuan, serta melakukan duplikasi berbagai hal terhadap koleganya dengan bisnis yang serupa dengannya dalam sebuah jaringan. Selain memiliki banyak kelebihan, bisnis ini juga memungkinkan memiliki banyak teman dan pergaulan yang luas.
Sedikit atau beberapa ide yang sempat direcord dan tercatat oleh Coffee Break, mungkin saja rekan-rekan lainnya memiliki ide atau pemikiran untuk menambah khasanah dari tulisan ini tentu saja kami ucapkan banyak terima kasih atas manfaat yang natinya diterima oleh kita semua. Dengan bekal kemampuan serta kemauan yang tinggi untuk sukses, sudah tentu kendala tidak akan dilihat sebagai halangan apalagi kegagalan. Keyakinan tinggi harus dimiliki bahwa bisnis yang dijalankan sutu saat akan menjadikannya seorang usahawan yang sukses.